Monday, June 10, 2013

Upacara Kremasi / Ngaben di Bali

Salah satu tradisi / kebudayaan di Bali adalah upacara kremasi atau pembakaran jenasah bagi umat Hindu yang sering disebut dengan Ngaben / Pelebon. Upacara ini dilaksanakan bertujuan untuk mensucikan roh leluhur dan mempercepat pengembalian unsur - unsur pembentuk tubuh manusia kembali ke alam. Setiap keluarga di Bali yang anggota keluarganya meninggal harus melaksanakan upacara ini, karena merupakan suatu kewajiban dan anggota keluarga yang bersangkutan akan merasa senang jika bisa melaksanakan upacara ini.


Upacara Ngaben di Bali

Di Bali tidak semua orang yang meninggal di buatkan upacara ngaben dengan dibakar. Tergantung dari peraturan adat masing masing desa. Tapi memang Kebanyakan orang yang sudah meninggal diaben dengan cara dibakar.  

Biasanya upacara ngaben ini dilaksanakan secepatnya setelah ada anggota keluarga yang meninggal biasanya tujuh hari setelah hari kematiannya akan dilaksanakan upacara Ngaben, tetapi ada juga yang setahun, dua tahun maupun lima tahun bahkan lebih dari hari kematian seorang anggota keluarga, ini tergantung dari kemampuan ekonomi keluarga yang bersangkutan. Karena kegiatan ritual ini memerlukan biaya dan waktu serta tenaga yang banyak, keluarga yang bersangkutan dan dibantu oleh warga Banjar akan menyiapkan segala kelengkapannya jauh-jauh hari sebelumnya disamping itu, untuk menghemat biaya ada juga upacara Ngaben yang dilaksanakan secara bersama-sama dalam suatu desa adat yang disebut dengan Ngaben massal. Jenasah orang yang telah meninggal akan di kubur dahulu selama beberapa tahun tergantung peraturan di masing-masing desa adat, misalnya setiap lima tahun sekali suatu desa adat akan mengadakan upacara Ngaben massal. 

Ngaben - Kremasi - di Bali

Sebelum upacara di gelar / dilaksanakan, keluarga akan berkonsultasi dengan pendeta untuk menentukan hari baik kapan dan bagaimana pelaksanaan upacara tersebut dilaksanakan. Jenasah atau disebut Sawa, yang akan diaben di taruh di dalam wadah yang disebut dengan Bade berupa hewan yang dihiasai dengan pernak-pernik. Jenasah akan diusung dari rumah keluarga yang diaben menuju tempat pembakaran (kuburan / setra), setelah doa-doa dan matra sudah diberikan oleh pendeta kemudian jenasah dibakar. Setelah menjadi abu, abu tersebut nantinya akan di larung/dihanyutkan di pantai.

Dalam upacara ngaben diharapkan orang yang meninggal tersebut mendapatkan tempat yang baik dialam baka sana sesuai dengan amal perbuatannya selama di hidup di dunia. 


No comments:

Post a Comment